Aku duduk di bangku paling depan. Bukan karena aku rajin atau karena ingin, tapi karena yang di papan tulis akan lebih jelas bila aku duduk di sana. Kalau dia… dia duduk di paling belakang. Kadang di depan sih, kalau lagi dihukum sama guru yang sedang mengajar. Malah, waktu itu dia pernah disuruh duduk di meja guru, karena ketika ujian berlangsung, dia ketahuan bawa contekan. Tetapi, dia kayaknya gak pernah kapok. Tiap ada anak di kelas yang meneriakinya, “Yeu! Dihukum mulu lo! Gak bosen?”
Dari bangku tempat aku duduk, aku bisa mendengarnya menjawab, “Yah elah gitu doang. Gak takut!”
Dia mungkin gak bosen dihukum, tapi yang menghukum udah bosen sama dia. Makanya, udah gak pernah ada yang khawatir kalau dia berbuat aneh-aneh, karena biang keroknya pun biasa saja menanggapinya.
Ini tahun keduaku sekelas sama dia. Kami belum pernah mengobrol selayaknya seorang teman. Tapi, ia pernah pinjam pensil 2B-ku untuk ujian akhir semester tahun lalu. Tidak. Ia tidak memanggil namaku, ia cuma… “Eh, pinjem pensil dong!”
Entah kenapa aku senang, meski buatnya namaku Eh, bukan Nasha.
Sejak saat itu hingga hari ini, ia belum lagi memanggilku. Ia juga sudah punya pensil sendiri, jadi tidak ada alasan untuk punya urusan denganku. Bahkan, aku telanjur beli pensil baru, siapa tahu dia pinjam lagi. Ah, aku memang terlalu memanjakan imajinasiku sendiri. Dia tahu namaku saja tidak. Dia cuma melewati mejaku karena mau tidak mau ya harus lewat situ. Anehnya, begitu saja aku sudah senang. Dengan melihat bayangan seragamnya yang berjalan melalui sudut meja, dengan mendengar suaranya yang berat tetapi suka melucu itu. Aku tidak pernah melihat wajahnya dari dekat. Paling-paling kalau lagi di kantin, ketika aku melihatnya sedang duduk dengan teman-temannya yang banyak itu.
Iya. Temannya banyak. Banyak sekali. Suatu hari, ia pernah tidak masuk sekolah. Tidak hanya dia, anak-anak di kelas yang kutahu memang berteman dengannya, juga ikut tidak masuk sekolah. Mencurigakan. Meski bukan kewajibanku memikirkannya, tapi tetap saja, ke mana dia? Main? Sakit? Lupa? Entah kenapa manusia suka terlalu peduli terhadap hal-hal yang bahkan tidak mengenalnya sama sekali.
Bel tanda berakhirnya kegiatan belajar-mengajar pun berbunyi. Pukul tiga sore. Aku membereskan semua buku dan barang bawaanku. Aku kemudian segera turun, dan menunggu di depan lemari piala dekat lapangan. Aku menunggu Tita, temanku yang berbeda kelas tapi sekomplek dengan rumahku, makanya kami sering pulang bareng.
Bukannya bertemu Tita, aku malah melihat manusia itu dengan seragam sekolah seperti tidak ada apa-apa. Aneh. Dia tidak sekolah, tapi pakai seragam. Dia ke mana dan habis dari mana? Tapi seragamnya kotor… Astaga! Pelipisnya robek!!!
“Oi! Ngapain lo, Sha, bengong sampe melotot gitu? Lihat hantu?”
“Mm… mungkin.”
“AH! Gak ada hantu masih sore begini.”
“Ta, kalo ada anak yang gak sekolah tapi ada di sekolah pake seragam, itu dia ngapain?”
“Ohhh, lo lagi ngomongin geng lemak sapi?”
“Haaah???? Geng lemak sapi apaan?”
“Itu yang abis pada berantem sama anak sekolah lain.”
“Emang namanya geng lemak sapi, Ta?”
“Ngga, sih. Namanya Geng Masa. Gue jabarin aja jadi lemak sapi.”
“Parah, lo! Ntar kedengeran bisa dikerjain, lo.”
“Ya makanya kan mereka mah gak tahu. Udah ayok nyari angkot.”
Pelipisnya robek, berdarah, dia habis berantem. Kenapa dia berantem? Kenapa harus sampai berdarah? Memangnya dia gak jago berantem? Kalau gak jago kenapa harus berantem? Apa dia besok akan masuk sekolah?
Iya. Dia masuk sekolah keesokan harinya. Pelipisnya diberi plester. Hari itu dia tidak banyak bicara. Aku sebenarnya ingin sekali nanya anak yang lain soal dia, tapi itu terlalu aneh. Apa hubungannya sama aku sampai aku ingin tahu dia kenapa? Kenapa aku ingin sekali dekat dengan sesuatu yang sangat jauh?
Wali kelasku tiba-tiba masuk, memanggilnya.
Aku tahu. Dia pasti ketahuan.
“Orang tuanya dipanggil karena kemarin dia ketahuan berantem. Kasihan. Padahal, katanya, orang tuanya lagi proses mau cerai.” bisik temanku yang duduk di belakangku.
Hhhh!!!
Kok bisa pada tahu dia kenapa? Kenapa aku gak tahu? Ah! Gimana sih caranya menyembuhkan rasa khawatir, kalau spasi yang memisahkan luka dan sebuah nama aja jauh sekali jaraknya? Gimana bisa aku tanya keadaannya kalau dia aja gak tahu aku? Gimana bisa aku menaruh peduli pada seseorang yang bahkan tidak tahu namaku?
“Selamat pagi,” ucap guru sejarah yang mengisi jam pertama, kemudian beliau melanjutkan, “Buat kelompok beranggota tiga sampai empat orang.”
Aku benci kerja kelompok. Pertama, aku selalu jadi kelompok sisaan, karena gak pernah ada yang nawarin untuk gabung kelompok yang lain. Jadi, selalu nunggu dipilihin sama guru.
“Nasha, gabung di kelompok tujuh, ya,”
Tuh, kan. Bener.
Ya udah. Aku membawa alat tulisku untuk pindah ke belakang. Anehnya cuma ada dua orang di sana, berarti kami cuma akan bertiga.
“Kita bertiga aja, ya?” tanyaku berusaha mencairkan suasana.
“Nggak, Sha, sama Hasyim juga.” jawab Rere.
Nama itu. Sial. Aku pikir aku tidak akan menulisnya, karena sejujurnya aku tidak ingin ada namanya di dalam tulisan ini. Argh!!! Kenapa Rere harus menyebutnya! Kenapa kalian jadi harus mengetahui nama laki-laki yang cuma bisa kukenal dari suaranya di bangku paling belakang? Kenapa aku harus satu kelompok sama dia?
Tidak, tidak. Aku harus tenang. Aku sudah lama satu kelas dengannya, bergabung dalam pekerjaan kelompok dengannya harusnya bukan masalah besar.
Setelah beberapa menit, ia kembali. Aku tidak memerhatikan wajahnya dengan jelas, yang aku tahu adalah dia… mendekat. Dia… duduk… di sebelahku.
Aldi menyahut pelan, “Gimana, Syim?”
Dan aku mendengar suaranya begitu dekat, sangat dekat, terlalu dekat, “Selowww…”
Tiba-tiba aku tidak tahu harus apa, entah mengapa aku merasa harus melakukan sesuatu tapi mulutku kaku.
“Tugasnya ngapain nih?” ucapnya meneruskan. Aku masih tidak bersuara, memainkan tanganku sendiri.
Rere menjawab, “Buat essay tentang salah satu pahlawan nasional.”
“Kita pilih pahlawan nasional siapa?” tanyanya lagi. Ternyata ia suka bertanya.
“Gak tau, pokoknya gak boleh pilih yang ada di buku paket.”
“Hmm… siapa, ya?”
Aku masih diam. Kemudian….
Kalian tahu gak kalau ada seseorang yang melihat ke arahmu? Atau melirikmu? Atau memandangmu? Ya. Itu. Dia sedang memiringkan tubuhnya ke arahku dengan kemudian bertanya, “Lo ada ide gak?”
Aku harus menjawabnya.
“Mmm… Tan Malaka aja…?”
Aku masih tidak melihatnya. Jantungku berguncang. Aku agak kesulitan bernafas. Apakah ini berlebihan? Apakah manusia memang bisa memiliki perasaan menggelikan seperti ini?
Ia menjawabku berseru, “Wah! Keren, tuh! Pasti seru kalo kita bahas. Hebat juga, lo.”
Aku hanya mengangguk tersenyum sambil mencatat kesimpulan baru di kepalaku bahwa kini, di matanya, namaku adalah Lo.
Semua pun setuju dan kami mulai mengerjakan essay dengan mengerjakan bagian masing-masing. Aku mencari bahan materi, sedangkan dia… dia maunya gambar Tan Malaka.
“Makasih ya idenya! Kita jadi punya materi yang menarik, nih.”
Ucapnya tiba-tiba dan kujawab dengan, “Iya.”
Aku cuma jawab iya, karena aku merasa tidak ada lagi opsi jawaban selain itu.
“Gue jarang lihat lo, deh, duduk di depan, ya?”
“Iya, di depan.”
“Oh!! Gue pernah pinjem pensil kan waktu itu?”
Astaga. Dia tidak tahu namaku, tapi dia mengingatku. Aku pun mengiakan, “Iya.”
“Makasih ya, kalo gak ada pensil lo gak ikut ujian gue!”
“Iya sama-sama.”
Aku sebenarnya ingin sekali tersenyum lebar seperti dapat kabar kalau jadi ranking satu, tapi aku takut merasa terlalu senang akan sesuatu yang biasa saja.
“Makanya jangan duduk di depan, gak akan punya temen,” katanya meneruskan.
“Kalau di depan bisa lihat papan tulis,”
“Kalau di belakang bisa lihat gue,”
“Hah…?”
Dia tertawa, “Hahahaha, bercanda. Lo ini serius banget, ya?”
“Mungkin…”
“Sorry ya gue cuma bisa bantu gambar, gue gak suka baca, soalnya.”
Aku melihat Rere dan Aldi sibuk searching di internet, aku ingin sekali menyelamatkan diri dari keadaan ini, tapi kenapa ia terus mengajakku bicara?
“Gak apa-apa, yang bisa gambar di antara kita juga cuma kamu.”
“Emang lo bisanya apa?”
“Mmm… baca?”
“Selain itu, dong! Masa gak ada yang lain?”
“Aku bisa pinjem buku di perpustakaan lebih dari waktu pinjemnya.”
“Hah kok bisa???”
“Soalnya penjaga perpustakaannya lagi istirahat makan siang. Kosong.”
Dia tertawa lagi. “Kamu nyuri dong??”
“Kamu?”
Dia menyelesaikan tertawanya kemudian bertanya, “Hah?”
“Itu tadi kamu bilang kamu… Harusnya kan lo…?”
“Oh iya. Maaf jadi kebawa.”
Aku menahan senyum dan melanjutkan pekerjaanku. Aku cuma berusaha menebak seperti apa bentuk perasaanku saat ini, seperti apa istilah yang tepat untuk menamakannya? Apakah ini cinta? Meski percakapan itu tidak juga membuatnya mengucapkan namaku?
***
“Absen dua puluh empat. Nasha Alina?”
Guru Bahasa Indonesia barusan memanggil namaku. Hari ini tiap murid membacakan tugas puisi tempo hari. Sebentar ya.
“Selamat siang. Aku Nasha Alina dan aku akan membaca puisi yang sudah kubuat. Puisi ini kuberi judul Di Sebelah Sana.
Aku jatuh cinta.
Aku jatuh cinta pada seseorang yang kukenali suaranya, tapi tidak bisa kuajak bicara.
Aku jatuh cinta pada seseorang yang berjalan melewatiku, tapi tidak pernah melihatku.
Aku jatuh cinta pada seseorang yang pernah memanggilku, tapi tidak tahu namaku.
Aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya bisa kuraih dalam bentuk doa yang rahasia, tulisan tidak terbaca juga karangan tak beraksara.
Aku jatuh cinta pada seseorang yang akan selesai dalam puisi ini, karena ia memang tidak pernah berlama-lama. Ia hanya melintas, sedangkan aku tetap ada di sebelah sana tanpanya.”
Aku menutup kertas puisi itu, mendengar suara tepuk tangan, termasuk dari dia. Aku kembali duduk di kursiku, kembali ke alam nyataku, dan menghentikan semua khayalan itu. Sebab ia tetaplah seseorang itu. Ia tetap tidak tahu namaku. Dan percakapan kala tugas sejarah itu tidak pernah terjadi. Lagi-lagi, aku hanya memanjakan imajinasiku. Karena hanya itu bisaku.
294 responses to “Di Sebelah Sana”
Eh, Pausss kenapa aku ada dsini uss😧🤓
LikeLike
Jadi inget 4thn lalu seseorang yang juga memanggil ku dengan sebutan “eh” dan sampai detik ini dia tidak tau namaku, tapi aku selalu hafal nama lengkapnya 🌚
LikeLike
kukira cerpen ternyata kisahku 😌
LikeLike
Kerennn
LikeLike
Paaaauuuuuuss akuuu baperr akuuu bapeerrr
LikeLike
Padahal aku udh berharap itu beneran loh, ternyata imajinasi aja. Selalu ya paus bikin greget yg baca. Thank you, haluanku jadi makin jadi nih haha..
LikeLike
Kukira cerpen, ternyata kisahku☺️
LikeLike
Kenapa jatuh cinta sendirian kadang sesulit itu ya ? Bahkan sekedar menahan diri untuk tidak perduli rasanya sesesak itu:)
LikeLike
Baru aja tarik nafas mau tersenyum karena si Hasyim akhirnya ngajak ngobrol, eh di akhirnya malah kena jebakan imajinasinya. Emang ya paus makin kesini makin kesana:))
LikeLike
Us ini terlalu indah untuk hanya sampai disini saja.
LikeLike
Aaaaaa sedih
LikeLike
Real banget 😦
LikeLike
Harus next
LikeLike
Us kamu tau aku bacanya sambil nendang2 kasur saking gemesnya, di usia 20++ ini ternyata aku masih bisa dibikin gemes sama cerita yang berlatar anak sekolah ini. Aaa gemes us semua bagian kamu tulis secara detail bikin aku ada ngerasain posisi nasha love you us
LikeLike
Sedikit tapi berkesan
LikeLike
bu tisna emng the best
LikeLike
Ending yg tak terdugaa:)
LikeLike
BEST BANGET BUATAN IBI PAUS MAH 😍🤩
LikeLike
Ada part 2 nya nggak sih?
LikeLike
“Lagi-lagi, aku hanya memanjakan imajinasiku. Karena hanya itu bisaku.”
Karena dengan berimajinasi itu sudah membuatku bahagia walaupun tidak bisa di genggam 😅
LikeLike
Kerenn bgt lanjut dong pauss….
LikeLike
Ku kira hanya cerpen, ternyata kisah ku
LikeLike
akhhhh kena bgttt
LikeLike
Ga pernah gagal emang tulisannya si Paus
LikeLike
Kerenn bgtt bisa buat aku masuk ke dalam ceritanya HEBATT PAUSS!!
LikeLike
Kerenn bgtt bisa buat aku masuk dalam ceritanyaa HEABATT PAUSS!!
LikeLike
omg T_T, singkat tapi ngena banget…. 😦
LikeLike
Endingnya full gantung, lanjut dong paus cantikkk :))
LikeLike
ini isi hati aku buat dia, terimakasih us sudah mewakili
LikeLike
I LOVE IT KAKKK 😭😭🫶🏻🫶🏻🫶🏻
LikeLike
SUKAAAAAAA BANGETT KAKK 😭😭😍🥰🫶🏻🫶🏻
LikeLike
lanjut dong uss:((
LikeLike
mantep abisss, sering² kaya gini ya usss
LikeLike
teri jantan yg namanya arik subandiyah komennnya menyayangi paus, wah wah
LikeLike
Jadi, disebelah sana tu beneran cerpen atau memang kenyataan yg sedang berjalan?
LikeLike
Yaa ampunnn,, ngerasa banget ada di posisi Nasha..
Astgaaaaaa
😅😅😅😅😅
LikeLike
mleyottt saia 🥞
LikeLike
Kukira cerpen, ternyata kisahku😭😭
LikeLike
mewek deh gueh
LikeLike
gangerti lagi tsan udahh
LikeLike
Aku hanya bisa mencintainya dari jauh, jauh yg sungguh menyenangkan.
LikeLike
Suka deh ♡
LikeLike
Memang sulit kalo terus terusan berada dalam imajinasi, tapi ga salah juga si yaa gmna ya .adduhhh dah lah
LikeLike
Aaaa jadi dejavu
LikeLike
Gak tahu kenapa, kalau si tisna udah berimajina kelar hidup teri …
Karena imajinasi yang dibuat sama tisna, pasti bisa ngajak semua teri ikut masuk kesana.
Makasih banyak yaa tisna …
Makasih sudah ada di bumi …
Aku menyayangimu
LikeLike
pliss udh baperr bgt ehh malah ngayal
LikeLike
Out of the box banget sihhh TehSanaku tapi kerenn
LikeLike
Lanjut,butuh kepastian nih
LikeLike
Apapun kisahnya tetep nyetuh hati yah kek ka US tuh bisa ngerasain apa yang kita rasain pdhl kita ga cerita cerita makasih ka us
LikeLike
lanjutt dongg USS ceritanya 🥺, bagus bgt related
LikeLike
Hwaaaa pauss bikinnn lagi dongg, perasaan nya sama banget kaya aku waktu sekolaaa😭
LikeLike
terjun bgt diri ini ke cerpennya ussss
LikeLike
seru ni ada lanjutannya ga?
LikeLike
Pausss😭
LikeLike
aduhhh ak mleyot bgt ‘klau di belakang bisa lihat gue’ KYK😭😭😭😭😭😭🤍 luv u us
LikeLike
Dalem bngt ya sha ya puisinya😭
LikeLike
Aaa.. Real bgt sama keadaan waktu itu
LikeLike
Lanjooottt ga sih
LikeLike
AAAA jadi keinget yang dulu
LikeLike
Relate banget uss da best c paus
LikeLike
wkwkwkwkkwkwk malesin, kisahnya kek aku bgt gitu :)))
LikeLike
lanjottt
LikeLike
Berharap lebih sma ending tulisan paus tuhh sma halnya klo terlalu banyak berharap sma manusia (nyelekit)
LikeLike
Ceritanya ringan, kayak bacaanku dulu saat SMP, jadi kangen sekolah us hehehe
LikeLike
uhhh releat bangettt, kaya seperti yg lagi ku alamiiii
LikeLike
uhhh releat bangettt, kaya seperti yg lagi ku alamiiii
LikeLike
endingnya sangatlah menariq 🙂
LikeLike
Lanjutt dong us😙
LikeLike
Lanjut napa us🥺
LikeLike
Endingnyaaaaa 😭😭😭
LikeLike
Luluhhhhhhhh ahhhhh!!!!!
LikeLike
Relate gsihhh😭😭
LikeLike
gua mo nangis dah kasian nasha
LikeLike
Disenangkan oleh imajinasi sendiri, dan dikecewakan oleh realita 🙂
LikeLike
Disenangkan oleh imajinasi sendiri, dan dikecewakan oleh realaita 🙂
LikeLike
Sumpah cerita2 kaya gini juga yg selalu ada dlm imajinasiku, dan kamu merealisasikannya. Ahh jdi termotivasi buat nuliss
LikeLike
menyimpan dia di dalam khayal sajaa sudah menyenangkan huhu
LikeLike
Sangat relate sekali 😭
LikeLike
USSSSS KNP SO RILEEEETTTT AAKKKKK T.T
Aku juga mengakhiri imajinasiku sendiri di ending sebuah puisi, tp sebenernya dia blm jg bener2 pergi us:” Dia tau namaku, tapi kita hanya bertemu di beberapa tugas kelompok, dan itu entah berapa tahun lalu. Ngomongin move on-nya si udh, realisasinya yang blm bisa2, helpppp us T.T
Wkwkwk napa jd curcol ya, gpp deh, intinya aku sangattt sukakk, lop pausssss!
LikeLike
Nextttt
LikeLike
Sending virtual hug buat paus!! Lope u sekebon 🫶🏻
Ayo di lanjut plis 🥲😍
LikeLike
Huhu relate yaak, selalu suka sama tulisan²nya. Luv paus
LikeLike
Kangen sekolah lagi us
LikeLike
Kok kaya kisahku hehe (‘:
LikeLike
Sending virtual hug buat paus!! 🫶🏻 Lanjut pliss 😍😘
LikeLike
Bener bener plot twist banget ya us:) dan bener bener khayalan aku banget:(
LikeLike
Keren banget! Menurut aku nasha ini berani bgt untuk ngungkapin perasaan suka nya ke laki2 secara gak langsung. Ayok aku tunggu part 2 nya😭😭
LikeLike
Bener bener plot twist banget ya us:)
LikeLike
Huhuuuuu😭😭
LikeLike
Ending yang selalu mengejutkan, but I really like thisss!!! Semangat terus nulisnya ya pausss , love u sekebon sengg💜🤍
LikeLike
halu halu haluuu
LikeLike
Aaaaaaa tidak bisa ber word word😭
LikeLike
Ya allah us,sering”yaa bikin cerlen gini
LikeLike
Endingnya tidak terduga 😭
LikeLike
awesome, lanjutkan •́ ‿ ,•̀
LikeLike
Waw imagination
LikeLike
Dia nyata namun terasa fatamorgana
LikeLike
Reality bngttt huhu mleyot:)
LikeLike
Skajskaksksmam
Lagi difase ini uss
LikeLike
ahhh baperr 😭
LikeLike
Ending yang realita 🙂
LikeLike
selalu kagum dengan apa yg di tuliskan paus, aku termasuk teri pasif karna mungkin jarang banget ikut komentar, share atau apapun. tapi dalam diam aku selalu kagum sm paus, kak tsana terimakasih karna telah menghadirkan karya karya yg indah🤗
LikeLike
kenapa aku sangat ingin sekali dekat dengan sesuatu yang sangat jauh?
LikeLike
jadi ikutan mengkhayal kan gua us 🍂
LikeLike
Aku bertemu Hasyim di kehidupanku, bedanya dia suka menetap dan bisa membaca keadaan, ya hanya itu. Sisanya, ya kita sama Nasha Alina.
LikeLike
hmm agak nyesek si yaa 🥲
LikeLike
Ditunggu cerpen2 sekanjutnya usss..
LikeLike
Aakkkk!! Always so fun reading your story uss, such a niche🥰❤
LikeLike
Berharap jadi buku wkkwkwk jatuh cinta karena ketidak sengajaan dan hanya rencana takdir wkwkk
LikeLike
udah baper taunya cuman khayalan. nyeseknya kena bgtt y
LikeLike
lanjut!!
LikeLike
Baperrr, walaupun gaa seromantis yang layaknya pasangan cumaa diajak ngobrol, sukanya apaa itu aja udah cukupp huhu
LikeLike
Bukan Paus namanya kalo endingnya ga membagongkan 🙂
LikeLike
Kak paus boleh dong sering2 upload hehe
LikeLike
Buat cerpen lagi usss
LikeLike
gak expect bgt sumpah us endingnya giniii
LikeLike
Endingnya itu lhooo WKWK
LikeLike
relate bgt us! sering-sering bikin cerpen gasie?
LikeLike
selalu suka baca tulisan tulisan paus😭
LikeLike
Mantap jiwa
LikeLike
Happy end nya mana us? 😦
LikeLike
Keren usss, lanjutt
LikeLike
ending ny 🙂
LikeLike
Kamu bikin aku flashback pernah mencintai org dlm pikiranku us😖
LikeLike
aaaaa kenapa sih??? semuanya hanya imajinasinya si Lo…eh… Nasha maksudnya :(((
LikeLike
Ga bisa berword-word
LikeLike
HARUS SERING !
LikeLike
Pausss sering-sering upload yaaa, sukaaa
LikeLike
seru bgt sii inii uss
LikeLike
endingnya di luar nalar US hadekhhhh
LikeLike
Kerenn banget uss!!
LikeLike
Aaaaaa sweet
LikeLike
sumpaahhhh paussssssss aaaa kamu selaluuuu saja pinter banget bikin anu😍😭😭😭lopyu pulll us
LikeLike
Pargraf akhir puisi, sedang relate relate ny wkwkkw
LikeLike
Us tahu ga sih nama tokoh utama nya sama kek namaku, dan cerita nya pun hampir sama😭 i can feel it’s me, dan setiap aku jatuh cinta i always describe him through a poem, at the end pun sama jalan ceritanya denganku ketika aku SMA dulu, aku baca sambil flashback at that time, puisinya pun masih ada dan jadi gamon gara” kamu us..
LikeLike
Aku juga masih disebelah sana tanpanya
LikeLike
Pernah di posisi itu us 🙂
LikeLike
Entah sajaj apa lagi yang bisa menjelaskan bahwa aku jatuh cinta sama kamu, lalu kamu membiarkan aku jatuh bangkit sendiri dan cinta yang gak tau mau lewat mana lagi aku kirim. Ahhh paussss
LikeLike
Lanjut gak sieee 💐💐💐😔
LikeLike
Seruu banget US, lanjut lagi ceritanya
LikeLike
emng kadang jatuh cinta itu aneh penyebabnya
LikeLike
Nasha adlah aku yg selalu buat imajanisanya sendiri, meski ga nyata tp aku suka karena dengan itu udah bikin aku senang. Apalagi nyata?
LikeLike
Dikira bakal terbalaskan ternyata angan” doang
LikeLike
Masihh mau baca lagi😭 ayo dong us laniutin
LikeLike
Endingnya bikin sesak nafas
LikeLike
huaaaaaaaa, ingin ku bernyanyi lagu feby yg judulnya halu😭
LikeLike
Ku kira nyata, ternyata tidak.
LikeLike
Jadi inget jaman SMA ku uss 🥺🤍
LikeLike
Sedih ahh “jatuh cinta diam-diam”
LikeLike
naise
LikeLike
bukan cerita horor tapi kok serem ya uss:)
LikeLike
aaaaaaaaaaa nangis serius 😦 kek kisahku hanya beda tempat klau ini sekolah klau aku gereja. sma2 melayani tpi kita ga prnh tegur sapah. prnh sekali dia jabat tgn aku buat ucapin slamat hari minggu semenjak itu tidak ada lgi percakapan lain. dia pindah kota buat kuliah n aku pun jga kuliah di lain kota dri 2018 smpe skrng 2022 blum prnh brtemu :(. memnag betul mengagumi lbh baik dri pda tau perasaan nya yg sesungguh nya kek kita, btw smpe skrng masi suka berimajinasi klau suatu saat ktmu dia bkal kek mana mulai percakapan walau itu ga akan prnh terwujud jga si 😦
LikeLike
pls us lanjutt!!!!
LikeLike
Udh baper eh ending nya gitu bukan paus namanya kalo ngk beda ama ekspektasi kita wkwkwk
LikeLike
us sesekali bikin ending yg bikin teri senyum gitu looohhhh
LikeLike
Definisi dibuat terbang lalu dijatuhkan hempas kebawah oleh paus:)
LikeLike
Bener bener nih orang, udh bgus alurnyaa bahagia tiba tiba itu hanya rangkaian imajinasi. Love u US gpp kok
LikeLike
Anjai slebewww us kamu ini kok bisaa siiiiiii❤️🙏🏻😗, bagus banget woiii
LikeLike
HAAAAAAAAAAAAHHHHHHH… KALO GINI SAMA KAYAK KISAHKU DONG US, BELUM DIMULAI UDAH SELESAI😭😭😭
LikeLike
gue pen nampol lo paus!
LikeLike
Usss. Sering sering yaaaa up
Thank u us💜💚
Sudah mewakili cara menyukai seseorang yang belum tentu sadar kehadiran kita
😔😌
LikeLike
hasyim ayo ma aku aja
LikeLike
sangat mewakili.. terima kasih paus❤
LikeLike
MasyaAllah sukaaa ❤
LikeLike
Manis
LikeLike
Sering2 upload aja gak sih Us???
LikeLike
akhirnya gmna? tetap tidak bersama?
LikeLike
Ending yg sangad membangongkan
LikeLike
suka gitu ya endingnya wkwkwk
LikeLike
Sering-sering upload aja gak sih Usss???
LikeLike
kaya akuu, suka memanjakan imajinasiku sendiri, karena aku tau realitanya pasti ngga bakal pernah terjadi sama yang aku harapkan.
LikeLike
Ka tsanaaa🥺🥺🥺
LikeLike
gemazZZzz skalii km maniez skali nasha jatuh cintanya tapi knp tidak mengajak kenalan
LikeLike
Sederhana tapi nyampe US🥺 gemas gemas manja😂
LikeLike
Ini cerpen atau atau dejavu:”)
LikeLike
Ih seruuuuu, lagii doong
LikeLike
Yok terusin us, kentang ini bacanya wkwkk
LikeLike
cuuu buangett us
LikeLike
Terima kasih Paus ❤️🙂
LikeLike
endingnya…:)
LikeLike
tidak ada yang sedih… tapi aku baca cerpen ini pas lagi hancur, dan aku terhibur. sayang sekali sama kamu, tsan.
LikeLike
Paus, keren bgt !
LikeLike
apakah tidak ada lanjutannya?
LikeLike
Ini udah senang dia bisa ngobrol. Taunya plot twist lagi
LikeLike
Seseorang yang indah hanya akan berakhir pada tulisan yang indah.
LikeLike
Gatau mau komen apa. Speechless baca ceritanya kek kek kek manaaaa gt huhu ayo paus bikin lagi yaaa
LikeLike
Kok endingnyaa sangat sangat membuatku gemas yaaa:) cinta dalam diam + do’a
LikeLike
Wkwk ngeselin endingnya
LikeLike
Yang related angkat tangan 🖐️
Makasih sudah disuarakan, paus 🙏
LikeLike
Sesederhana apapun, kalau yang bikin paus, endingnya selalu bikin bilang “lanjut dong us, bikin lagi”. “buat lagi yang banyak us”. semangat paus sayang, sehat selalu pausnya teri.
LikeLike
padahal udh tau ini cerpen ttp aja msih ngarepin lanjutannya
LikeLike
wah gatau mo ngomong apa deh us😔 ga bisa berword word liat ending yg km buat😭😭
LikeLike
KAMU SELALU KEREN US
LikeLike
HAH??? Jadi ini yang dinamakan halu :((
LikeLike
ending nya diluar ekspektasi, yu bisa yu jadiin buku us hahahaha
LikeLike
Baper ya ges meleyot sekali saya
LikeLike
PAUS IH 😭 ini bagus bagus bagus banget aku padahal udah yakin pas setelah tugas sejarah itu mereka bakal jadi lanjut ngobrol, apalagi dia harusnya udh notice si nasha, tapi ternyata kamu buat mereka tetep sama. sama sama buat ga saling kenal 😭 no, buat hisyam tetep ga kenal nasya lebih tepatnya 😭 paus ini well writen banget, dapet dan kerasa banget perasaan nasha disini huhu thankyou cerpen nya us <333
LikeLike
US BISA STOP GANTUNG PERASAAN KITA GAK?!?
LikeLike
I love it us🤍
LikeLike
Bukan paus kalau endingnya nggak jumpscare.
LikeLike
ga tau mau ngomong apa lagi selain indah banget.
LikeLike
Hahaaaaaa aku sih pada waktu itu, dan emang ga berlanjut juga ga tau lagi dia gimana kemana dan dimana sekarang wkwk, persaannya pernah ada lucu aja ternyata
LikeLike
pausss
LikeLike
😭🥲🥲
LikeLike
Tsan, tengyuu sooo much karya kamu bener-bener relate dengan apa yg aku rasain sekarang, keren!!! 🥹🫶🏻
LikeLike
KEWRENNNNN
LikeLike
🙂
LikeLike
ANJAY ANJAY ANJAY ANJAY LANJUT GA?????!!!! LANJUT DONKKKKK ><
LikeLike
Masaa ginii doang siiiihhh uussss gue pgn liat dia sampe nikaahh laahhh
LikeLike
Lagi-lagi hanya imajinasi, but thank you paus sudah mewakili caraku mencintainya
LikeLike
Aduuuhhh apa siihh iniii,mana boleehh sampee sini ajaaa oiiii😭😭
LikeLike
Bukan paus kalau endingnya nggak jumpscare.
LikeLike
Lagi-lagi itu hanya imajinasi, but thank you paus sudah mewakili caraku mencintainya
LikeLike
Lanjuuttttkannn Nashasyim
LikeLike
Kamu selalu mampu menceritakan apa yang tak mampu aku jelaskan US 🥺
LikeLike
Seperti kisahku dulu
LikeLike
YAAMPUUUNNN KENAPA SIH ENDINGNYAAA, PLIISSS
LikeLike
jadi flashback zaman SMA 🙂
LikeLike
“Kembali ke alam nyataku.”
Paling suka pada kalimat ini 👍
LikeLike
Aduhhh
LikeLike
pauussss:’) cenahang ya? ininah kehidupan gue waktu kelas 2 smp duluuu😩 pesis bgt gaboong
LikeLike
Woylahh!! Mana pernah paus bisa ditebak, endingnya selaluuu…
LikeLike
Ceritanya terlalu singkat untuk diakhiri:)
LikeLike
puisinya❣❣❣
LikeLike
pengen baca kelanjutan nyaa us
LikeLike
Keren tsana
LikeLike
huaaaaa! feel-nya kebawa, serasa baca wattpad :((
LikeLike
udh jrg baca cerpen, sekalinya baca cerpen. sungguh dibuat campur aduk sama paus hiks
LikeLike
(๑•ᴗ•๑)♡
LikeLike
Suka sm teman sekelas rasanya tuh ASKAFSJSKSVBSJZB
LikeLike
Cinta tanpa disadari gaa si us.
Ceritanya hampir sama dengan saudari kembar ku us wkwk. Kembaran ku juga sampai buat puisi buat tmn skls yg jdi crush nya itu haha
Btw puisinya bagus bgttt us pas smaa cerita pendek nyaaa. Harus ada next cerita pendek baru siii.
LikeLike
Seperti de javu😭
LikeLike
Aaaa sukaaaaa
LikeLike
nasha, apa imajinasi itu perlu untuk dimanjakan?
LikeLike
Uss aku ngerasa kalo cerita ini buat aku:)
LikeLike
ihhhhh parah ihh
LikeLike
Endingnya sangat terlalu paus
LikeLike
Aaaaaaa Ada lagi gak😭😭😭
LikeLike
HUAWAHHHHH😭😭😭😭
LikeLike
Duh gue bingung mau ngomong apa. Soalnya “caraku jatuh cinta” sudah dijelaskan lewat puisi. Terimakasih sudah mewakili, Paus.
LikeLike
AAAA SUKAKK
LikeLike
Inget dia:)
LikeLike
Aku juga berimajinasi berlebihan dengan endingnya usss
Padahal aku udah senyum-senyum sendiri bacanya agak related gimana gitu sama masa masa SMA ku dulu hahaha
LikeLike
Paus pasti dehh ending nya gitu 😭😭💔 sudah ikut masuk ke dunia Nasha lah kok cuma imajinasi nya
LikeLike
Lanzut
LikeLike
buatt laagiiiiii, lanjutttt
LikeLike
Tepat sasaran
LikeLike
ya gitu ya, ternyata gasemua hal harus kita kenal sampai dekat, sampai terlalu dekat.
LikeLike
I feel l that to
LikeLike
ending sangat tak terduga:)
LikeLike
jujurly ka,ini cerpen nya bagus bgtt.persis nge gambarin diri aku yg dulu suka sama seseorang tpi dia gatau namaku…
Buat cerita ini 9/10 the best kaaa suka bgt sama cerpen nya and cerpen nya juga menarik,lain kali buat cerpen lagi ya ka mwheheh 💟💟💟
LikeLike
Jatuh sebelum mencintai, berakhir sebelum dimulai.
LikeLike
LUCUUU, beneran relate bgt sama kisah aku pas SMP😭😭😭. Aku jd ikut senyum2 pas baca aaaargh gemech, jd kangen masa itu🥺
LikeLike
PAUSSS tanggung jawab akuu baperrr 😭😭
Kenapaa bisaaa cerpen inii bisaa buat akuu ngakak, sedihh, sekaligus haruuu 😭😭🥺❤️
LikeLike
“Kenapa aku ingin sekali dekat dengan sesuatu yang sangat jauh?” . Lagi relate bgt sm bagian ini:)
LikeLike
gile ussss, dapet banget😭
LikeLike
paussssss,hampir sma dgn kehidupan ku bedanya dia udh tau nama aku😭😭😭😭
LikeLike
The best parah cerita nya seolah olah si pembaca yg ada di dalam cerita itu😭😭😭😭😭😭😭💙💙💙💙
LikeLike
Gini, nih, yang kalo dikelas suka ketiduran atau emang sengaja tidur?
Yeeeeee… malah menghayal! Ngimpi looo, woy! Bangun!
#rintiksedumagis
LikeLike
kok aku nyesek ya bacanya 🥺💔
LikeLike
AAAA PAUSSSSS SENYUM SENYUM SENDIRI KAN, PAS ENDING JDI MENGSADDD
LikeLike
selalu gini ya! ringan dan bikin hanyut, juga gemesh!!!! semangat yaa tsana! aku jg sedih beberapa kali ditinggal oleh kucing peliharaanku, tp aku selalu tidak berlarut padanya. Fighting!!🤍🤍
LikeLike
AWWWWWWWWW,LANJUTTTT PART 2!!
LikeLike
Pausss makasih lo udah buat aku mewek😭
LikeLike
Bisa bisanya kamu ya aku yah seneng dia bisa ngobrol ehhh endingnya ga banget.
Bisanya cuma matahin ekpektasi orang yaa kamu paus huh
LikeLike
Pauuussss, makasih loo udah buat aku mewek🥺
LikeLike
Dan ku tunggu lanjutan cerita nya , berbakat sekali kamu, saya jadi terhanyut
LikeLike
Gatau ah related amat sm sma ku dulu kek gtu😭
LikeLike
Definisi abadi dalam tulisan🙂
LikeLike
Aku jatuh cinta pada seseorang yang mengetahui ku, namun tak mengetahui rasa ku
LikeLike
KAK SANA INI BENERANNN BAGUSS BANGETTT LOPPPPPP
LikeLike
Aku jatuh cinta pada kita yang tidak pernah benar-benar berbicara
LikeLike
ya gitu ya, ternyata gasemua hal harus kita kenal sampai dekat, sampai terlalu dekat.
bisa bahaya, lebih membahayakan.
jadi cukup sekedar lewat aja, karna gabisa nuntut apa apa juga, sekedar bicara lebih jauh pun gabisa.
LikeLike
“Lagi-lagi, aku hanya memanjakan imajinasiku. Karena hanya itu bisa ku.”
Aku yakin banyak sekali yang relate dengan kata-kata ini:’)
LikeLike
lanjutin dong us pengen baca sampe happy ending wkwkwkw
LikeLike
USSS KERENN. aku suka kata kata yang ‘aku hanya memanjakan imajinasiku’ related sama aku 👍🏻😭
LikeLike
Us ini ga relate sama kisahku, tapi masa aku senyum-senyum sendiri 🙂
LikeLike
Cerita yang sangat menarik, penulis rintik sedu tidak pernah gagal membawa pembacanya masuk ke dalam ruang cerita yang di buat
Semoga kak tsana selaku penulis dari cerita ini sehat selalu dan karyanya semakin banyak peminatnya 😍
LikeLike
US SUMPAH HARUS BGT LANJUUUTTT UDH KEBAWA SUASANA BGT INII USSS
LikeLike
Aaaa pauuss kerenn bangettt, aku bacanya sambil salto-salto sendirian😭🤣🤣wkwk kayak pernah ngerasain gini juga waktu masih di bangku sekolah😭😭
LikeLike
Aaa gemes banget ini, sering sering ya us bikin cerpen kayak gini. Nanti di jadiin satu buku pasti bakal bagus deh huhu.
LikeLike
Tolonglah us jangan suka ngatain terimu!! Ini relate bat woii!
Kalo gw ngerasa dia suka balik takutnya gw lagi ke GR an doang us
LikeLike
Ahhh cerpennya terekam jelas di kepala aku..
Lagi² kamu mempermainkan imajinasi kita..keren banget💙💙💙💙💙💙💙💙
LikeLike
Lagi-lagi, aku hanya memanjakan imajinasiku! 🙃
LikeLike
Bagusss bangettt ka pauss
LikeLike
WHAT THE- THE ENDING THO! PAUSSSSSSS! WHY U ALWAYS THE ENDING WAS SO PLOT TWIST! 😭😭😭
LikeLike
AAAA KEREN BANGET US😭
LikeLike
((Karena hanya itu bisaku.))
LikeLike
Aaaaa bagus bangettttt
LikeLike
Wah jadi keinget kisah ama first love😭
LikeLike
Bagus bangettttttyy. Aaaaa suka. Ini kayak jatuh cinta sendirian. Aku banget huhu
LikeLike
NANGIS SEKEBON
LikeLike
npa jadi idup gue y, kn kek merasa☺️🤌
LikeLike
ADUHHH!!! Sama banget lagi sama cerita nyata ku 😭
LikeLike