-
pukul 8
“Emangnya kalau celingak-celinguk selalu berarti lagi nyari sesuatu?” tanyaku. “Orang aku lagi lihat-lihat aja,” “Hmm…” ia bergumam. “Berarti, kamu kalau lihat-lihat selalu sambil jinjit?” Tampak bodoh di depan orang asing selalu menjadi nasib sial yang tidak pernah kita duga. Dan, ya. Aku sedang tampak bodoh sekarang. “Saya kayaknya cukup tinggi, ya, Marni? Jadi kamu nggak…
-
pukul 7
Semua orang punya kisah tentang cinta pertama mereka. Mereka, dengan sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar, menyimpan kisah itu pada sebuah rak khusus di dalam pikirannya. Rapi, bahkan terlalu rapi hingga kisah lain kerap kali iri padanya. Sebuah pertanyaan yang terlalu mudah untuk dijawab. Sebuah masa lalu yang terlalu jelas untuk diingat. Kisah…
-
pukul 6
Marni adalah nama ibuku. Bila kalian sempat tertawa, tidak apa. Jangan merasa buruk. Memang pasti aneh mendengar nama Marni di masa-masa seperti sekarang ini. Sebab Marni hidup di sebuah masa yang lalu sekali. Sebuah masa yang sudah tidak ada. Seperti yang pernah kukatakan, kebohongan membuatku sadar bahwa yang kuinginkan adalah menjadi tidak ada. Tidak ada…
-
pukul 5
Tidak. Itu bukan Tio. Itu bukan siapa-siapa. Itu hanya seorang laki-laki asing yang memang sering kulihat di bus kota. Aku lebih sering melihatnya ketika pagi hari, sepertinya kami punya jam berangkat yang lebih mirip daripada jam pulang. Aku bisa sampai mengingatnya, karena sepertiku, ia juga jarang kebagian tempat duduk. Kerap kali, aku bahkan berdiri di…
-
pukul 4
Sudah pukul 4 sore. Seminggu berlalu. Hari ini sudah Senin lagi. Dan hari-hariku, setelah tanpa Tio, menjadi melambat dan lebih panjang. Manusia adalah kepedihan yang memikat; kehadiran yang sementara, kepergian yang kekal. Aku tidak bisa membayangkan bila aku benar sangat menyayanginya. Aku mungkin tidak akan melakukan apa pun selain menangis. Yah, meski aku cukup bertanya-tanya…
-
pukul 3
Apakah kamu pernah sekali waktu mencari arti kata antara di kamus bahasa? Atau di internet? Oh atau kamu sudah tahu artinya? Ya. Antara berarti jarak di sela-sela dua benda; waktu yang menyela dua peristiwa. Dan aku benci sekali dengan kata itu. Aku benci antara. Aku benci bagaimana hidup menaruhku di sebuah antara; Keadaan paling sial yang bisa dihadapi manusia. Seolah kita…
-
pukul 2
Aku suka pukul dua pagi. Itu waktu yang paling aku suka di tiap belahan bumi. Pada pukul itu, tidak ada siapa-siapa kecuali aku. Tidak ada suara amuk bapak atau suara rintihan dari ibu yang kesakitan. Tidak ada debt collector yang mengetuk pintu, karena selain dosa, bapak juga suka mengumpulkan hutang. Kadang aku berpikir, apa yang…
-
pukul 1
Aku benci rumahku. Selain karena isinya yang menyedihkan, tidak ada stasiun terdekat di sana. Mau tidak mau harus naik bus kota. Aku benci bus kota. Karena berdiri atau duduk bayarnya sama saja: lima belas ribu. Jalan tol macet. Jalan biasa juga macet. Tidak pernah ada waktu yang pasti. Kota ini tidak bisa ditebak. Jalanannya, cuacanya,…
-
prolog
Besok sudah Senin lagi. Bukankah waktu bergulir begitu cepat? Seolah kita semua telah berhenti pada dua ribu sembilan belas? Apakah dunia memang telah berakhir? Apakah kita sebenarnya sudah ada di kehidupan yang selanjutnya? Tapi apakah benar ada kehidupan setelah kehidupan yang ini? Apakah berarti tidak pernah ada kematian? Apakah kita hanya… berpindah? Besok sudah Senin…
-
pukul setengah lima.