Besok sudah Senin lagi. Bukankah waktu bergulir begitu cepat? Seolah kita semua telah berhenti pada dua ribu sembilan belas? Apakah dunia memang telah berakhir? Apakah kita sebenarnya sudah ada di kehidupan yang selanjutnya? Tapi apakah benar ada kehidupan setelah kehidupan yang ini? Apakah berarti tidak pernah ada kematian? Apakah kita hanya… berpindah?
Besok sudah Senin lagi, jadi aku harus pulang. Tidak. Aku tidak suka pulang. Aku tidak suka perasaan-perasaan yang begitu berat padahal hanya untuk pulang. Aku tidak suka merasa berusaha hanya untuk melangkah kembali ke rumah. Sebab aku tahu itu seharusnya tidak perlu pakai usaha, hanya dibutuhkan hati yang riang dan perjalanan yang tidak mengenal kata sabar. Tapi, aku tidak suka pulang. Aku lebih suka di sini.

Tidak, tidak. Sebenarnya tidak hanya di sini. Aku suka semua tempat kecuali di rumah, karena di sana menyeramkan. Kadang aku bingung, kenapa cerita horor harus tentang hantu? Kenapa tidak tentang bapak yang selalu memukuli ibu? Kenapa tidak tentang luka lebam di sekujur tubuh ibu, juga tubuhku?
Dan aku masih saja memanggilnya dengan sebutan bapak. Tidak ada yang waras di kota ini. Tidak ada rumah yang aman. Tidak pernah ada. Kota ini tidak lebih dari secangkir kebohongan yang disajikan para penguasa. Semua habis, dan yang tersisa hanya ketersiksaan kita.
“Aku mau kita putus, Na.”
Tunggu dulu, ini bukan ending-nya, ini sungguh-sungguh awal mulanya. Yah, meski sejujurnya aku juga tidak menyangka kalau cerita ini harus dimulai dengan sangat malang. Aku tidak paham betul kenapa dia mau putus, tapi aku selalu tahu bahwa kami memang tidak akan lama-lama.
“Oke.” kataku.
“Oke???” katanya dengan nada yang terdengar seperti tidak terima.
Kenapa ya selalu ada orang-orang kayak dia? Kenapa orang yang minta putus duluan, kerap kali tidak terima dengan apa yang mereka dengar selanjutnya?
“Ya… oke. Kamu mau putus, ya udah.” kataku lagi.
“Sifat kamu yang kayak gini yang bikin aku gak kuat sama kamu.” katanya.
Aku tidak suka membela sesuatu yang sudah tidak ada artinya. Menambah alasan kadang hanya menggandakan beban. Buatku, kata putus tidak perlu penjelasan panjang lebar. Putus adalah tanda titik yang pasti. Sekali diucapkan, sudah jelas tersampaikan.
“Ya maaf?” kataku tanpa sedikit pun melihat wajahnya.
“Gila, ya? Kamu bahkan gak tahu caranya minta maaf,”
Aku sebenarnya tahu caranya minta maaf, cuma barusan aku memang tidak niat sama sekali. Tidak tahu juga kenapa harus minta maaf. Ya… buat formalitas saja. Lagipula, aku paling benci bagian ini. Perpisahan selalu menjadi drama yang melelahkan. Jadi, biar semua segera sudah. Alur cerita membawa nasib manusia menjadi beberapa kemungkinan. Tokoh baik atau tokoh jahat. Tokoh utama atau tokoh pembantu. Cerita panjang atau cerita pendek. Dan di matanya sekarang, aku adalah penjahatnya.
Minuman yang ia pesan belum disentuh. Aku hanya duduk dan mulai memandanginya. Dia bersandar di kursinya sambil juga memandangiku. Aku tidak membencinya, meski jelas aku sudah membuatnya sangat membenciku. Aku tidak ingin banyak bicara. Aku cuma ingin melihatnya untuk terakhir kali, karena dari sorot matanya, terlihat banyak cerita yang sudah kami lewati bersama. Dari tatapannya, aku tahu aku pernah menyayanginya. Meski sejak awal aku pun tahu bahwa aku tidak mungkin selamanya menyayanginya. Entah apa yang sedang ia lihat dari mataku sekarang. Mungkin penyesalannya akan waktunya yang terbuang sia-sia.
Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Itu lama sekali. Aku membuang dua tahun hidupnya begitu saja. Dia baik, hidupnya baik. Dia anak tengah dari tiga bersaudara. Bapaknya punya rumah makan, ibunya menyukaiku. Sedangkan aku jahat, hidupku juga. Bapakku tidak punya pekerjaan, ibuku yang cari uang. Itu mengapa sejak awal aku tahu kami tidak bisa berhenti pada tempat yang sama. Itu mengapa pula, selama ini aku hanya menunggu ia menyerah denganku, sebagaimana hidupku sendiri.
Semua orang pergi. Bapak gila. Ibu terluka. Memar yang satu disusul yang berikutnya. Pukulan di kepala, tamparan di pipi, tendangan di perut, dan seorang anak perempuan yang cuma bisa bersembunyi. Kadang aku bingung, siapa di antara kami yang lebih butuh pertolongan? Apakah ibu? Tapi ibu bisa menahan rasa sakitnya. Entah menahan atau memang sudah terbiasa. Aku ingat dan akan selalu ingat ibu pernah bilang, “Luka adalah goresan yang pertama, yang setelahnya sudah bukan lagi luka namanya.”
Tadinya, kupikir, ibu juga gila. Sebab tidak mungkin manusia bisa sekuat itu. Tidak mungkin cinta memiliki warna biru seperti di tubuhnya. Berengsek. Gara-gara bapak, biru jadi warna yang… sadis.
Tak jarang aku memikirkan kalau bapak sebenarnya juga butuh ditolong. Dia jelas sakit. Sebab tidak mungkin manusia bisa sekeji itu. Tidak mungkin seorang laki-laki menyakiti perempuan yang dicintainya. Sayangnya bapak tidak mau ditolong. Bapak menyukai peranannya menjadi orang gila.
Dan aku?
“Alina,” katanya.

Ia berdiri dan bersiap untuk meninggalkan meja. Ia lalu mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa kertas uang dan diletakkannya di atas meja.
“Jaga diri, Na, jangan pergi terlalu jauh. Ingat ibu kamu.” katanya kemudian berlalu keluar café.
Ia pergi. Minumannya tetap tidak tersentuh sama sekali. Aku tidak menyaksikannya pergi sampai benar-benar tidak ada lagi jejak tubuhnya. Aku hanya memandangi secangkir kopi tubruk pesanannya itu. Dia suka apa saja yang penting kopi hitam. Tidak terlalu pekat, tidak pula terlalu encer. Kopi sachet yang ada gambar kapalnya pun sudah cukup membuatnya tersenyum sambil mendengarku bercerita. Tapi itu sudah lama sekali, setahun yang lalu, tahun pertama kami bersama. Ketika aku masih meyakini bahwa mungkin saja Tuhan mendengar doaku. Bahwa mungkin saja aku menemukan sebuah rumah lain yang seperti kata orang-orang, tidak selalu bentuknya tempat, tetapi juga pada seseorang yang tetap.
Oh. Tidak. Seseorang itu tidak tetap. Ia berubah, berganti, dan berhenti. Bapak berubah. Bapak berganti menjadi laki-laki beringas yang merasa paling kuat. Bapak berhenti menjadi manusia sejak kali pertama ia memecahkan gelas kaca ke atas kepalaku karena membela ibu. Ada darah yang mengalir dari sana. Melewati dahi, mata, pelipis, hingga masuk ke mulutku. Tidak. Itu tidak terasa sakit. Hanya perih sedikit waktu kubawa mandi setelahnya, tapi setelah itu, aku kehilangan rasa. Aku tidak tahu apa itu sedih, kecewa, senang, marah, aku… aku tidak tahu apa-apa.
Sekali waktu aku bertanya pada Tuhan, mengapa ini harus dinamakan hidup? Berulang kali aku menyampaikan pertanyaan yang sama, tapi Tuhan tidak juga menjawabnya. Lantas kupikir, mungkin diam-Nya adalah jawaban. Mungkin hidup memang tidak selalu bisa mengizinkan aku bersuara. Aku cuma bisa diam dan seolah paham. Tapi kata ibu, Tuhan itu ada. Dan aku sudah terlalu tua untuk bertanya, iya tapi Tuhan adanya di mana? Jadi, tiap kali ibu bicara begitu, aku hanya diam, mengobati biru memar di tangannya, dan membiarkannya membelai rambutku.
Besok sudah Senin lagi, jadi aku harus pulang, dan meninggalkan café ini.
… bersambung
331 responses to “prolog”
Baru prolog tapi udah bikin sakit kepala karna nahan nangis. Paus hebat
LikeLike
pauuusss bener2 yaa
LikeLike
Apa ini?
Baru baca prolog tapi udah getar jantung ini dengan ceritanya hiksss :””””)
LikeLike
baru baca nich us hmm
LikeLike
cerita kamu selalu berhasil membuat kami terbawa ke dalam nya Tsanaa, thank u so much🤍
LikeLike
Ah sungguh cerita yang seru sama seperti ceritaku
LikeLike
Paussss ini bagusss bangettttttt
LikeLike
Ah, ternyata aku Alina dalam cerita Paus di bagian ini. Terima kasih, Us, sudah mewakiliku bersuara.
LikeLike
the part of “kenapa cerita horor harus tentang hantu? Kenapa tidak tentang…………” ugh:((((
LikeLike
Kisah yang hampir 90% mirip denganku, bedanya ayah ga kasar, tapi dia tidak pernah peduli, tidak pernah pulang dan tidak pernah menyayangi ku ibu dan adik
LikeLike
Uhhhhh sukaaaaaa
LikeLike
selalu hebat.my beloved tsana
LikeLike
terimakasih sudah menyuarakan, paus 🙂
LikeLike
Akhirnya, kali ini bisa baca prolog sampai bener-bener selesai. as always tulisan paus selalu sampe ke hati
LikeLike
Masa baru prolog dah bikin mewek us
LikeLike
dua kali baca prolog, pertama karena baru rilis, kedua karena sudah pukul 4. wah ternyata aku ketinggalan, bingung mau on going atau maraton. on going aja deh. luv u paus<33
LikeLike
Maaf us aku baru baca, and.. paus ga pernah ngecewain kalo bikin ceritaaaa
LikeLike
Baru prolog aja udah mewekk
LikeLike
paussss aku baru baca dan…..wowwww langsung pengen lanjuttt!!
LikeLike
Setelah sekian lama akhirnya aku bertemu lagi dengan aksara yg sgt kugemari ini, terimakasih paus udah lama aku ga ‘bertemu’ tulisan kamu🖤✨
LikeLike
Baru baca prolog nya aja aku udh suka, us. Terimakasih sudah nulis ini 🤍
LikeLike
Gara-gara bapak, biru jadi warna yang… sadis.
yah, biru…
LikeLike
Paus rasanya seperti melihat diri di saat kami harus berpisah setelah 2 tahun waktunya terbuang sia-sia karena tidak memperoleh restu. saya sayang ibu jadi saya ikuti maunya.
Maaf saya korbankan perasaan kamu dan apa yang sudah kita rencanakan.
LikeLiked by 1 person
Akhirnya bisa baca tulisan panjang paus, aku yang jauh dari grammed dan juga tidak punya cukup uang untuk membeli di online shop tapi karena adanya tulisan ini aku semakin suka dengan paus begitu indah tulisannya. Terimakasih paus semoga tulisan ini mewakili banyak perasaan
LikeLike
Me cryy pauss help! huhu😭😭
Sedihku terwakilkan disini
LikeLiked by 1 person
semoga tulisan paus ini mewakili banyak perasaan yg blm tersampaikan dan jd media healing buat yg baca dan yg nulis 🤍🫂
selalu sampe ke hati baca karya2 paus, karna emg paus nulisnya pake hati 🥹
LikeLike
Baca ini kenapa ikut sakitt, keinget semua luka dan trauma di masa lalu, walaupun kejadiannya ngga sampai separah ini tapi sakitnya benar² terbawa sampai sekarang. for 14 years a lot of painful things, I’m hurt I’m sick and I’m disappointed but I can’t possibly hate it. Maintaining sanity is the most tiring thing in my life
LikeLike
sedikit mirip dengan kisah ku. na, i feel u!🥺❤️🩹
LikeLike
sayang paus juga sayang Alina🫂🤍
LikeLike
paus thx to make me cry but make me feel alone. peluk
LikeLike
alina kamu punya banyak temannnn
LikeLike
paus🥺💔
LikeLike
ya ampun sakit banget bacanya
LikeLike
“Oh. Tidak. Seseorang itu tidak tetap. Ia berubah, berganti, dan berhenti.” nyess sekali🥺
LikeLike
Hi Alina dan teman² yang mengalami hal yang sama seperti Alina kalian tetap jadi kuat yaa. pelukkk paus, alina, dan teri
LikeLike
Melihat Alina, aku merasa tidak sendirian
LikeLike
Melihat Alina, aku merasa tidak sendirian (o´・_・)っ
LikeLike
Pausss 🥺
LikeLike
Kwaaaaa bagussssss ♡(ӦvӦ。)…
Ini baru prolog us, udah sebagus ini kereeeen (TT)
Keburu baca selanjutnya…
LikeLike
alina kamu mirip temanku, peluk jauh buat kamu🥺
LikeLike
alina kamu mirip temanku, peluk jauh buat kamu🥺
LikeLike
Rumah memang tempat pulang satu satunya,
Tapi ia tidak menjanjikan selalu ada ketenangan disana:)
Huaaaaaa Pausssssss lup banyakbanyakkkk🥹😭🤍🫶🏻
LikeLike
kadang berpikir bahwa kerasnya orang rumah ke aku adalah simulasi kerasnya dunia yang sebenarnya. mungkin aku terlalu kecil untuk memahami itu sampai aku tidak kecil lagi. tapi aku takut
LikeLike
Selaluuuu bermakna, yg kuat ya alinaaa. Rumah emang ga selamanya jadi tempat ternyaman untuk pulang dan istirahat.
LikeLike
Berharap happy end buat Alina n ibuk boleh ngga si😢 baru prolog but it’s so hard😔
Lup uu ka pauuss ♡♡
LikeLike
“Gara-gara bapak, biru jadi warna yang..sadis”.
Deep bgedd huwaaaa😢😭 Pdhal dmana2 biru itu melambangkan kedamaian, keseimbangan, huhuuu ak suka pake bgedd sama warna biru kakk :((
GAMAU NANGISSS NNTI BATAL PUASAA😭😭
LikeLiked by 1 person
Sayang paus banyak banyak!!! Lope SeAmazon usss Sehat selalu dan semangat terus ya uss
LikeLike
Kadang memang rumah ngk seindah apa yang mereka ceritakan. Rumah hanya sekedar tempat saja yang isinya kepala-kepala orang yang saling egois.
LikeLike
Pausss 💛 prolog yang kamu buat indah tapi tidak dengan feel nya, deep bngttt’)
LikeLike
i love u paus🥺♥️
LikeLike
bagus banget aaaaaww
LikeLike
Alina harus ketemu sama cowok yg bisa baik sama dia sihhh 😭❤
LikeLike
mewek banget:'(
LikeLike
Terimakasih Uss🌼
LikeLike
Usss kenapa ceritamu selalu seperti membaca hidupku, baru prolog us tapi udah mewek😭😭
Aku merelakan seseorang yg 2 tahun brsamaku karena ngerasa ga pantes dengannya yang terlalu baik untuk aku, dia juga anak kedua dari tiga bersaudara. Bapakku pernah memberi warna biru dihidup ibuku walau tidak sesadis bapak Alina dan sampai akhir hayat ibuku kurasa ia tidak lagi bahagia, warna itu memberi dampak sampai aku dewasa ini🌼
LikeLike
Aku teri baru pauss , dapet banget feel nya 🥹🥹
LikeLike
Kerenn bangett usss meskipun baru prolog tapi ini bener” kerennn 😭. Ga sabar nunggu setengah lima selanjutnyaa 💗
LikeLike
tsan, tulisanmu ga pernah ga bermakna🥰
LikeLike
selalu keren!
LikeLike
Us ini sangat bagus, makasihh sekalii atas prolog yang cantik namun penuh luka
LikeLike
karya nya Paus gapernah mengecewakan dan selalu bagus
selamat berkarya yaa us, aku dukung km 🤍🐋
LikeLike
Paus terimakasih banyak ❤❤❤❤
LikeLike
wah wahhhhhh, harus ada lanjutannyaaaa. aku msksaaaa😭💗 love paua sekebon.
LikeLike
Paus, terima kasih atas segala cerita yang selalu membekas, terlebih untuk cerita ini yg baru akan dimulai namun sudah bisa mewakili apa yang sedang aku bingungkan dan pikirkan karena kisahnya mirip🥲
LikeLike
Hug u Alina‼️💖
LikeLike
Paussss, alwayd keren ya ceritanya. Padahal baru prolog, tapi udah sedalam itu feelnya❤✨semangat terus Pausss
LikeLike
Pauuuuusssss, makasih tapi aku nangis😭😭
LikeLike
pliss ga sabar lanjutannya
LikeLike
Beautiful Soul, Alina. Semangat ya!
LikeLike
“luka adalah goresan yang pertama, yang setelahnya sudah bukan lagi luka namanya.”
i feel u, alina
LikeLike
Baru juga prolog dah mewek aja🙃
LikeLike
Paus, bikin ginian yang banyak ya. Buat nemenin Quality time ku. Maaci
LikeLike
you’re right” managed to make me burst into tears us
LikeLike
Omggg, gak sabar nungguu kelanjutannyaa😬
LikeLike
“Aku tidak ingin banyak bicara. Aku cuma ingin melihatnya untuk terakhir kali, karena dari sorot matanya terlihat banyak cerita yang sudah kami lewati bersama”
Pausssss huhuhuuu sedih bacanyaaaT-T
LikeLike
Paus knp harus relate, pecah bgt 😭🩶
LikeLike
Peluk Alinaaa 🫂
Kita bisa lewatin ini, Na. Pelan-pelan, yaa. 🫂
LikeLike
Diksi paus selalu TOP MANTAP IS THE BEST
LikeLike
Aku yang tidak terbiasa baca, coba buat buka link paus, pas baca, eh. Kok bagus. Enak aja di cerna, ceritanya berkesan bangett.
Kamu kerennn ussss, we love u
Makasih banyak uss
LikeLike
“Tapi, aku tidak suka pulang. Aku lebih suka di sini.”
relate banget us wkwk
LikeLike
Selalu bermakna
LikeLike
Selalu suka cerita paus dan Peluk jauh untuk alina💙
LikeLike
aku pernah seperti alina, beruntungnya aku, Allah. menyelamatkan ayahku, ayah cuma kebawa emosi saat itu. Tapi sekarang ayah lagi jauh.. cuma beda nama provinsi sih. sayang ayah.
LikeLike
cerita kali ini bnr” relate di kehidupan ku
LikeLike
cesss semangat alina!! btw mah siapa nama mantannya yhhh ku ingin tau 😭
LikeLike
I’m literally crying t_t
makasi paussssa💌
LikeLike
dan kenyataanya ada banyak Alina disekitar kita, dan semoga mereka tetap kuat dan tetap jadi manusia baik yang masih mau memanusiakan manusia lain:)
LikeLike
kren bgt😫🫶
LikeLike
lanjut laagiii
LikeLike
pelukkkk jauh untuk Alinaaa 🫂🫂
LikeLike
kata”nya.. so deep, so beautiful!
semangat, Alina! hidup terkadang memang semenyeramkan itu hehe…
LikeLike
di tunggu lanjutannya usss
LikeLike
👍🏼
LikeLike
i feel u Alina ,baru kemarin aku putus dan keadaan yg mengharuskan itu.
LikeLike
Usss tulisannya bagus banget (◍•ᴗ•◍)❤
LikeLike
cant wait lanjutannyaaa😭🫂💗✨
LikeLike
Ngabuburit ku baca iniiii
LikeLike
Halo us, aku baby Teri dan baru banget baca tulisan paus, dan itu sangat sangat kena bangettt aku sampe merasa aku ada di kenyataan bukan hanya baca cerita ini.
LikeLike
IH KERENN US
LikeLike
kuat ya, Alina..
LikeLike
alina, kamu orang spesial pilihan tuhan.
peluk jauh buat alinaaa🫂🤍
LikeLike
Kamu kuat, kamu pasti bisa Alina. Udah lama follow paus, tapi baru kali ini baca tulisanya, kata kata nya sederhana, tapi entah kenapa kepala langsung bisa memvisual kan semua yang paus tulis. Ditunggu ya us, part selanjutnya. Mungkin kejutan lain dari Alina.
LikeLike
CINTA PAUS AND HER WORDS<3
LikeLike
Nangis bgt🥹
LikeLike
Setelah sampai di bagian bawah baru sadar kalo nangis 😭
LikeLike
Gk semua rmh bisa jdi tempat pling nyaman dan aman 🥲 terkadang adanya seseorang yg bisa menjadi tempat bersandar jga bisa dijadikan rmh, krna mereka adlh orng2 yg langka 🤧
LikeLike
Pausss. Aku suka cetira nya. Terima kasih pausss🫶
LikeLike
Alina, makasih sudah hebat dan sampai dihari ini. Peluk Alina dan ibu sebesar dunia 🤍
LikeLike
i know how it feels 🙂
LikeLike
Maasyaa allah pausss keren bangett
LikeLike
sending hug virtual ALINCANNN (Alina Cantiq) ヾ(˙❥˙)ノ
KA TISNA CERITANYA GA PERNAH GAGAL
LUP U POLLL UZZZ NYA TEWRIII (◕દ◕)
LikeLike
Paus lagi puasa loh ini hehe
LikeLike
hug u! Alina.. ❗💐
LikeLike
tulisan paus emang selalu bikin aku geleng2, alias bagus bangettt
kutunggu lanjutannya us😭🤟
jadi inget gue baru putus 3 bln lalu arghhhh nyeseknya itu lo sampe sini ussss
LikeLike
Ga tau kenapa tiba² nangis, mungkin karena keadaan rumah yang hampir sama?
LikeLike
Semangattt untuk Alina-Alina lain di luar sanaa🥹🫶🏻. Pelukk jauhh semuanyaaa🤍🤍🤍
LikeLike
Salah nih us aku baca siang² gni WKWK
LikeLiked by 1 person
aah
LikeLike
Alina, kuat yaaa!!!
LikeLike
Aaa selalu sukaa sama cerita pauss😢
LikeLike
pliss ku butuh ini dijadikan novel
LikeLike
Huwaaaa apa ini tisnaaaa😭
LikeLike
Omgggggggg:”)
LikeLike
Alina, aku juga gatau apa itu rumah, apa itu tempat pulang. Aku gatau apa itu rasa sayang, peduli, dan perhatian. Aku ga pernah tau gimana caranya mengungkapkan perasaan marah, sedih, kecewa, sampai akhirnya aku mati rasa. Menjadi anak satu-satunya ternyata ga seenak yang orang lain kira. Sepi uda pasti jadi temanku sehari-hari. Aku gapunya banyak orang di hidup ini, itu kenapa aku selalu takut kehilang orang lain walaupun orang lain inginnya aku hilang
LikeLike
Hanya covernya saja yang utuh, isi didalamnya sudah hancur lebur. Tak dapat di perbaiki
LikeLike
Entah kenapa rasanya jleb banget waktu di tulisan ini paus bilang, mungkin hidup tidak mengizinkan aku bersuara. Soalnya kadang hidup mau kita bertahan. Melebarkan sabar sambil terus melalui apa yg sedang disajikan kehidupan. Di sisi lain, tidak diizinkan bersura bentuk berbeda dr pembiaran. Kenapa harus dibiarkan hidup di rumah yg sewaktu waktu bisa membuat kita mati. Dan hidup tetap diam tidak menjawab kan
LikeLike
kata org aku punya rumah, tapi aku tidak merasakannya:)
LikeLike
Sedikit tau rasanya jadi Alina, tanpa adanya temen cerita yang bener” dengerin
LikeLike
cevaatttt lanjutttt usss
LikeLike
Disuguhkan dengan prolog yang apik 🥺🤏👍
LikeLike
GK tau kenapa pas baca nangis banget itu mah
Dalam cerita kakak itu cerita aku banget tapi
Beda kan klo kk bapak doang kalo aku,aku yg selalu di maki maki sama keluarga cape harus gimana lgi
LikeLike
Pauss suka bangett
LikeLike
Na,aku baca ini sengaja di jam 00.41 supaya tdk ada yg tau aku nagis.Jadi ingat kejadian di thn 2016 awal.persis seperti apa yg di alami Alina.(Semua org pergi,bapak gila,ibu terluka) Na, kata² ini menggambarkan perasaanku di thn 2016.😭😭😭jika warna biru adalah warna yg sadis di mata Alina maka bedanya Aku malah trauma dengan beda tajam dan darah. Peluk jauh untuk Alina, kita kuat sama-sama ya, Na.🥺🤗
LikeLike
“…Bapakku tidak punya pekerjaan. Ibuku yg cari uang…”
Ah sprti aku di kehidupan nyata. Bapakku yg dari dulu bersifat childish tak pernah sehari pun lolos dari amarah ibuku. Ibuku yg tangguh itu kerap kali meluapkan emosi bahkan memaki bapakku di hadapanku dan saudara2ku yg lain. Menimbulkan rasa trauma dlm diriku. Hingga membuatku mempertanyakan, apakah pernikahan akn selalu sprti itu? Untuk apa sebuah pernikahan jika hanya merusak mental? Ibuku yg lembut di hadapan anak2nya mlah sprti org yg berbeda di hadapan bapakku.
“…Kadang aku bingung, siapa di antara kami yang lebih butuh pertolongan?…”
Yah, sama. Mungkin kedua orang tuaku sdh tebiasa hidup sprti itu, hingga tdk sadar butuh pertolongan. Aku harap aku bsa tertolong dri trauma ini, rasa trauma yg mmbuatku tdk percaya akn indahnya pernikahan. Merasa smua lelaki sama, tdk dpt diandalkn. Aku harap aku bisa melenyapkan stiap caci dan maki yg sring kali kudengar itu dr benakku. Dan aku berharap bisa menemukan sosok yg bsa mnjd rumah.
LikeLike
“aku tidak membencinya. tapi jelas, aku telah membuatnya membenciku.”
dan benar, di setiap cerita ada tokoh baik atau tokoh jahat. tokoh utama atau pembantu. “dan di matanya sekarang, aku adalah penjahat nya.”
LikeLike
sakit banget, padahal baru prolog
LikeLike
i feel you alina, peluk hangat untuk alinaa🥺❤️❤️❤️❤️
LikeLike
people change 🤧
LikeLike
baru prolog aja udah mewekk😩
LikeLike
can’t wait for the sequel💗
LikeLike
peluk untuk orang-orang seperti Alina, terimakasih sudah kuat sampai saat ini
LikeLike
“perpisahan selalu menjadi drama yang paling melelahkan” paus terimakasih ya tulisan dan karya mu selalu menyentuh hati ku dan para pembaca yang lainnya 💗
LikeLike
OMG, dr prologny udh kerasa seruny cerita ny, paussssss saranghae
– from geby and D.O- love u
LikeLike
Paus ,you always make me feel axshglyefhthdfgh
LikeLike
Selamat datang universe baruuu, ditunggu tokoh favoritnya.
Apakah ada yang bisa ngalahin nug di universe kalo ini??
LikeLike
lanjutttt paussss
LikeLike
Entah kenapa aku merasa pedih saat membacanya
LikeLike
ga sabarrr lihat ketangguhan Alina selanjutnya!!! peluk jauh<3
LikeLike
Alina, I feel u! 🥺💓
LikeLike
Sedikit relete sama alina pausss.
LikeLike
uuuu ga sabar kelanjutannya 😭
LikeLike
Lanjut paus semangat
LikeLike
pausss tanggung jawab ih akuu jdi mewekk
LikeLike
Baru awalnya aja udah bikin nyesek :’)
LikeLike
aaaa sending hug alinaa 🫂💌
LikeLike
Baru awalnya aja udah bikin nyesek :’)
LikeLike
rumah emang ga selalu bentuk bangunan, tapi people come and go itu nyata dalam hukum alam
LikeLike
sending hug alinaa 🫂💌
LikeLike
Semangattt alinaaa kamu pasti kuattt 💪💪💪
LikeLike
Terimakasih sudah bertahan sejauh ini Alina, i’m so proud of you 💗
-peluk jauh dariku ʕっ•ᴥ•ʔっ
LikeLike
Nangis bacanya😭
LikeLike
Kukira cinta, ternyata luka🙂
parahnya, itu dari cinta pertama seorang anak perempuan🥺 Alina kamu hebat!
Terimakasih uss, tulisan kamu sangat sangat indah🤗
LikeLike
Sukaaaa prolog nya😭❣️
LikeLike
Hai kak Tsana, kali ini aku cukup terjebak dalam cerita yang kakak buat di luar ekspektasiku. Aku mengalami hal yang sama kurang lebih seperti yang di rasakan oleh Alina, seketika aku membaca entah ingin menangis juga menangisi apa seolah aku sudah terbiasa. Perihal sikap sosok lagi yang seharusnya sebagai cinta pertama anak perempuannya, peluk untuk memberikan kekuatan kepada Alina
LikeLike
Peluk dari jauh alina🧚🏻♀️
LikeLike
Ahh sumpaa sedd syekaliiii hmm
LikeLike
aaaa paus virual hug 😭🫂😔
LikeLike
Menyuarakan yg patut di suarakan so proud ka paus!
LikeLike
Love u alinaa, peluk jauh🫂🖤
LikeLike
I feel alina, punya bapak tpi serasa ga punya bapak:( hug for you 🥺
LikeLike
Jadi teman untuk puasa tahun ini ya uss 🐋
LikeLike
Us cepat lanjuttttt
LikeLike
ah.. benar.. seseorang itu tidak tetap. ia berubah, berganti, berhenti. paus.. gaada tulisan kamu yang ga indah, aku membacanya sambil bergumam “yaallah indahnya”.
LikeLike
aaah inii adalah aku yang kadang menjadi penjahat sekaligus korban
LikeLike
Untuk yang diluaran sana kisahnya mirip dengan Alina ‘Semangat’🥺❤️. Life goes on semangat pokoknya semangat yah✨
LikeLike
Fighting Alina 😭
LikeLike
i love it!!!! can’t wait untuk lanjutannyaaa🤗🤗
LikeLike
Untuk yang diluaran sana, kisahnya mirip dengan Alina ‘Semangat’🥺❤️
LikeLike
alina kamu hebat!!
LikeLike
Pausss i love u. Just it
LikeLike
Rasanya sampe kehati banget. Aku memang tidak merasakan tpi cerita ini pasti juga mewakili perasaan orang orang diluar sana us. Terima kasih kalimat yang kau susun memang selalu indah us 🤍🤍 big hug buat paus
LikeLike
Alina, kamu ga sendirian. aku sedih waktu baca, “ada darah yang mengalir dari sama”. aku pernah merasakannya juga Alina.
LikeLike
Peluk jauh Alina🤍
LikeLike
Pausss, ini sedih. Sedih sekali … sampai-sampai aku gak bisa nahan air mata. I’m crying so hard, sebenarnya aku gak relate and im grateful for that, but i feel so sad for Alina. Sending big hug, Alina. Terima kasih sudah membuat cerita yang menyentuh hati dan indah, aku tunggu kelanjutannya ya, us 🙁🩷🩶
LikeLike
kerennn braderrr
LikeLike
Nangissss🙃
LikeLike
Beberapa hal emang tidak sesuai dengan keinginan. Namun beberapa hal harus bisa diterima meskipun itu menyakitkan
LikeLike
Bagus bgt prolognya Us😭
LikeLike
aaaaa sedih
LikeLike
Big hug for Alina❤
LikeLike
Ya Allah baru aja buka, disuguhinnya yang buat sedih. Pauss update nya tiap hari atau gimana?
LikeLike
sejak saat itu senyum ku menjadi palsu
LikeLike
baru prolog tp sudah menguras air mata:( hug jauh buat alina🥺❤️
LikeLike
selalu berhasil buat terinya nangiss ya uss
LikeLike
butuh lagi. tolong us lanjut ya TT
LikeLike
pauss huaaaaaa
LikeLike
alina, ada banyak hal yang harus di-gapapa-in.
LikeLike
alinaaa🥺💗
LikeLike
Hug jauh paussss🤍
LikeLike
pauss tanggung jawab aku nangiss
LikeLike
aaaa us lagi buka puasa disuguhkan cerita bawang ini jd pengen nangis 😭, ayo jgn lama2 ya kelanjutannya us love you 🤎🤎
LikeLike
i can feel alina, peluk jauh🥺🫶🏻
LikeLike
Seperti biasa, Paus tidak pernah gagal dalam membawa emosi para terinya:’)
LikeLike
Big hug untuk Alina💓
LikeLike
OMG ALINA, I WISH I CAN HUG YOU NOW😭
LikeLike
Alina ☹️
LikeLike
baru awalnya aja udah bagus banget us, jadi alina juga ga mudah. hidup alina pasti hampa banget :(,ga sabar nunggu selanjutnya us
LikeLike
Jadi na, haruskah kita benci bapak? Atau kita harus tetap sembunyi waktu bunyi pecahan piring mulai terdengar? Atau mulai benci kesemua orang?
LikeLike
ALINAAA CINII PELUKK! 😭🥺❤️
LikeLike
proud of paus
LikeLike
paussss😭😭😭
LikeLike
Baru juga prolog udah keren aja us😭peluk jauh buat alinaa🤗ditunggu next partai nyaaaa
LikeLike
GABISAAA!!! ini terlalu bawang
LikeLike
PELUKANN LEBAR UNTUK ALINAAA 😭🥺❤️
LikeLike
wah… gila sih ini.. rasanya agak ke trigger dikit wkwk. alina, kmu hebat sekali. ibu mu pun sama hebatnya..
LikeLike
Ngabuburit puasa pertamanaku disini🥹👍🏻
LikeLike
Ini, aku nggak bisa berkata kata us, jadi alina pasti hampa
LikeLike
Bila seseorang sudah berada di fase tidak bisa merasa apa-apa, berarti sudah banyak luka yang dia alami.
Alina. Nama yang indah.
Perasaannya. Lukanya. I feel it. Karena saya pernah berada di posisinya. Membenci sosok yang kata orang adalah pahlawan, tapi tak berlaku bagi ku. Dia jarang memberi luka fisik, tapi luka batin. Kata-katanya lebih tajam dan sakit dari pisau menusuk kulit. Aku benci pulang ke rumah, tempat itu ada kehangatan sama sekali. Alasan aku pulang karena satu. Ibu. Cuma ibu. Sosok yang selalu tegar dalam keadaan apapun. Ahhh… memikirkannya membuat aku bertanya, “Kenapa ibu selalu kuat dalam keadaan seperti ini?”
Bahkan aku tak pernah melihat ibu menangis.
Hingga pada suatu titik, semua perasaan benci, luka, yang pernah aku alami berangsur pudar. Dimana saat aku melihat, sosok yang aku panggil ayah berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Walau tak sepenuhnya baik. Tapi setidaknya sekarang, aku bisa merasakan rindu rumah. Iyaa rindu rumah yang dulu aku anggap sebagai tempat asing.
Terima kasih Paus, telah menyuguhkan cerita yang sangat related to many people di luar sana, termasuk aku.
Tidak sabar menanti cerita selanjutnya.
Love you Paus. I love you so bad.
LikeLike
Prolog yang menyentuh sekali paus:)
LikeLike
Pausss this prolog sangat amat menyedihkan, aku harap ending bahkan epilognya tidak semenyedihkan ini ya, love you alina kuat-kuat didunia mu ya♡♡
LikeLike
Paussssss💗💗💗💗 love you sekebonnnn firaunnnnnn
LikeLike
peluk untuk Alina 🫂💗💟
LikeLike
rasanya jadi Alina juga ga mudah, big hug buat Alinaaa🫂
LikeLike
Menunggu lanjutan kehidupannya
LikeLike
Paus, aku sangat tersentuh dengan prolog ini.
LikeLike
Pausss aakhhhhh😭💖💖💖
LikeLike
Menunggu lanjutan kehidupannya.
LikeLike
Kalimat pertama udh kerasa sekali sakitnya🍃
LikeLike
Usss jangan lama2 nulis lanjutannya plissssss
LikeLike
Nangis gue us
LikeLike
bagus bangett gilaa 😭
LikeLike
Kalo nangis batal puasa gasi 😭😭 peluk jauh untuk Alina
LikeLike
bagus bangett gilaaa 😭
LikeLike
crying in my room huhu
LikeLike
ngabuburit mengenal alina
LikeLike
Kalo nangis batal puasa gasi😭😭 peluk jauh untuk Alina
LikeLike
Membaca ini membuatku mensyukuri hidup yang sering kali berjalan tidak sesuai harapan.
LikeLike
Alina kuat bgttt ngadepin situasinya jadii sedihh
LikeLike
AAAAAAAAAA KEREN BGT USSS T^T
DITUNGGU NEXT PARTNYA USSSS :DDD
LikeLike
USSS JAN LUPA LANJUTANNYA😭😭
LikeLike
pausss kamu selalu berhasil buat aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama karaya karya mu 😭😭💗
LikeLike
Wow
LikeLike
i dont know what to say.. this is too relate with my life. how can someone like u know all this, paus?
ps. i love ur writing so much, ur one of the best writer for me. forever pausku ❤
LikeLike
Pauuss, prolog yang menyakitkan tapi bikin nagih untuk dibaca. Peluk online untuk Alina dan teman-teman yang merasakannya 🥰🤗
LikeLike
Sebagai responden ke 30, aku sedih US 🙂
LikeLike
JSJAJAJSJS SUKAA.. 😭🤍🥺
LikeLike
GASABAR NUNGGU LANJUTANNYA!!!
LikeLike
us, terima kasih..
tulisanmu sudah berhasil sampai ke hati untuk yang kesekian kali >\\\<
LikeLike
Alina😭
LikeLike
Pauuss, ini prolog yg sangat bagus dan sangat menyakitkan peluk online untuk Alina dan orang-orang yang juga merasakannya🥰🤗
LikeLike
Awal yang menyakitkan💔
LikeLike
Paussss terima kasih sudah menghibur jam jam rawan pusa hari pertamakuuu🥹🥹🫶🏻
LikeLike
Lanjutkan us!!!
LikeLike
Definisi uda mati rasa sama semua hal yang terjadi di hidup.pauuuss nyesek banget🥲
LikeLike
bagus bgt 🥺 pleasee ngena bgt di hati karena aku hampir punya cerita kek gini, jadi berasa bgt 💔
LikeLike
Definisi udah mati rasa sama semua hal yang terjadi di kehidupan, aaa sending hug for you Alinaa🤧
LikeLike
ussss ini terlalu bagusssss😭😭😭
ayokkk usss akuu mau bacaa lagiii😭❤️❤️❤️❤️
LikeLike
Sumpah bagus banget paussssssssss aaaaaaaa
LikeLike
Prolog yang riuh😭 ayooooo lanjut!!!🫶🏻
LikeLike
Deep us!! Sukses untuk kamu dan Alinanyaaa yaa💓
LikeLike
Terimakasih cerita barunya paus,,💨
LikeLike
Nyesek banget jadi Alina, definisi udah mati rasa sama semua hal yang terjadi dalam hidup.aaa pauss😭
LikeLike
Alina, i feel u.. Paus can’t you stop? ah gaenak banget nangis menjelang maghrib 🥹
LikeLike
huaaa pausssss
LikeLike
aaaaa gasabar baca lanjutannya ussss
LikeLike
halo alina
LikeLike
Jangan buat Alina terlalu menyedihkan, it’s hurts us :”
LikeLike
Pauss dan segala ceritanya yang selalu bikin orang yang membaca mewekk mampusss!!!!
LikeLike
NYESEKKK BANGET PAUSSSS
PELUKKKK ERAT BUAT ALINAAA🥺🥺🥺❤️❤️
LikeLike
Peluk buat Alina, rumah yang bukan selalu tempat yang kamu maksud itu ada, percaya itu, percaya untuk waktunya, Lin.
LikeLike
NYESEKKKK BANGETTT GILAAA😭😭😭😭
LikeLike
Peluk buat Alina, rumah yang bukan selalu tempat yang kamu maksud itu ada, percaya itu, percaya untuk waktunya
LikeLike
kenapa tiap pasu yang buat cerita selalu berasa bahwa ini adalah pengalaman seseorang 😦
LikeLike
paussss…
LikeLike
AKU MAU BAGIAN SELANJUTNYAAA
LikeLike
aaakkkkkk sukaaaaaa😭🫶🏻🤍
LikeLike
Perihnya di tulisan, sayatannya di hati
LikeLike
aku mau menemani perjalanan kisah alina dalam ceritamu us
LikeLike
Penasaran penasaran arhgg
LikeLike
Oke terimakasih uss, ini sangt mewakilkan
LikeLike
serius ini baru prolog?😭 udh bkn mewek aja😭gmna nnti lanjutan ceritanyaaa😭😭😭
LikeLike
ketika diri sudah menyerah untuk mencari harapan;) Semoga part selanjutnya, alina bisa menemukan rumah dan kebahagiaannya
LikeLike
Relate bgt sama opini “hidup ini seolah berhenti di dua ribu sembilan belas ya”
LikeLike
Tsana, sekarang aku bertanya-tanya. Dari mana sebenarnya idemu menulis cerita seperti ini? Ini seperti…. ceritaku. Maksudku, bukan. Seperti ada aku dalam cerita ini.
Tentang “mungkin saja Tuhan mendengar doaku, mungkin saja aku menemukan rumah lain pada seseorang yang tetap”, kuharap kemungkinan kemungkinan itu jadi nyata. Setidaknya di dalam ceritamu ini.
Oh iya, ibuku pun sama. Dia percaya Tuhan itu ada. Akupun percaya, tapi sudah tidak sebesar rasa percayanya ibu.
LikeLike
hidup seperti tidak ada keberuntungan
LikeLike
Aku cinta sama kmu us, kamu selalu bisa bikin para teri bertanya tanya, dan menebak nebak dibalik ceritamu, saat kmu bilang clue tentang “biru” kupikir itu “dia” ternyata tentang sebuah luka yang mem “biru”. Tapi aku yakin sih ngga hanya itu pasti masih ada plot twist plot twist yg akan datang, semakin penasaran.
LikeLike
butuh kelanjutannya, tolongg😭
LikeLike
tulisanmuu indah uss
LikeLike
Tisnaaaaaa😭😭
LikeLike
biru disore puasa pertamaku ah pausss😞
LikeLike
Tisna😔😔 aku alhamdulillah gapernah ngalamin hal kek gini, mungkin hanya secara lisan tapi alina:(( dunia memang jahat sama kamu, jd kamu hrus buat duniamu sndiri, dunia dongeng buatanmu sndiri. Lari sejauh jauhnya dri hal yang buat kamu sakit alina:(. Pauss knp sih kata demi kata yang kamu tuliskan selalu bisa membuat aku seakan akan menjadi tokoh utama dicerita alina ini:( us AKU NANGISSSS TANGGUNG JAWABB GAA😡🤬
LikeLike
pauss tidak pernah gagal bikin cerita keren 😭😭😭 makasih sudah ngasih temen ngabuburit buat puasa kali ini pauss, semangat terus nulisnya yaa 😍🌟✨
LikeLike
paussss tulisanmu indah bangetttt, ga sabar kelanjutannyaa
LikeLike
ibu baru saja menyuruhku untuk membelikan daun sop setalah aku selesai membaca prolog yang chantiqqq ini
LikeLike
prolognya agak laen, ini keren bgt tis … 😔🥺🥺
LikeLike
Huuuaaaaa pauuusss 😭
LikeLike
huaaaaa, paussss!!
LikeLike
tsan, cerita kali ini membuat pipiku basah. alina dan kehidupannya. aahhh alina, you deserve better. peluk jauh dariku untukmu ❤
LikeLike
prolognya agak laen, ini keren bgt tis … 😔🥺🥺
LikeLike
paus tidak pernah gagal buat bikin cerita keren 😭😭 sering-sering update paus kesayangan teriii ❤️✨
LikeLike
paussss aaaa bagussss sukaaa prolognya asdgjkl
LikeLike
baru prolog lo usss, gimana lanjutannya coba lebihh lebihh ni
LikeLike
awal kenal paus bener bener di 2018, dan ngerasa kaya….wha gilaa karya karya nya bikin gue ga mau baca karya penulis lain, kenapa tulisan nya bener bener nyangkut banget di diri gue, dan kaget banget tiba tiba ada ceritaa baru yang di tulis lagi, dan ini kayanya bakal lebih pecah lagii😣, GUE NUNGGU UPDATE AN TERBARU SECEPAT NYA USS, tapi minimal “pra” novelin dulu lah🙏
LikeLike
aaaa paussss, mewek nih akuu😭
LikeLike
SUMPAH AYO MAU BACA LAGI AH 😭
LikeLike
PAUSSS INI BAGUS BANGETT, PELUK UNTUK ALINA❤️❤️
LikeLike
aaaa prolognya ayavskwbslal tidak bisa ber word word
LikeLike
Prolog yg sangat indah, namun menyakitkan. Paus sangat bisa membuat pembacanya merasakan apa yg tokoh ceritanya rasakan:”’
LikeLike
Paus, masi sore ini Ya Allah (╥﹏╥)
LikeLike
Terlihat seperti kisahku? Ya, tpi bedanya warna biru yang cukup sadis itu selalu Ada ditubuhku bukan dibadan ibuku!. Dan berarti, ayahku menyukai perannya menjadi orang gila? Oh, kasian sekali dia, HAHA.
LikeLike
Pauuusss, cinta bangett sama tulisan kamu😭❤️
LikeLike
🥺🥺🥺
LikeLike
Sad😢
LikeLike
aku suka, benget
LikeLike
Sending hugs for Alina 🤗
Untung ajaa namanya bukan Alana uss:”)
LikeLike
Sakit bayangin jadi Alina. Seakan semua di hidupnya gaada keadilan:”) bagaimana bisa dia dengan ayah yang suka main tangan dan ibu yang hanya menerima? Tidakkk itu sangatttt menyakitkan:”) jadi penasaran apa lelaki itu tau keadaan keluarganya? Mengapa masih meminta selesai??? Ahh berat kalii hidup Alina iniiiiiii
LikeLike
🥹💖
LikeLike
Aku bacanya gemeter karna hal yang alina alami terjadi di aku. Aku tetap sayang dan ga bisa benci sama bapak itu adalah fakta yang menyakitkan selama aku hidup. Dan dari situ aku tahu “ooh ini toh yang namanya hubungan toxic.”
LikeLike
aaghhhh lanjuttt dongg mkinn penasaran
LikeLike
😭😭😭💕
LikeLike
Waaaaaaw, paus selalu punya caranya sendiri untuk menyampaikan sebuah cerita, tidak pernah berlebihan tapi pesannya tetap sampai. Paling ga bisa baca novel atau apapun, tapi entah mengapa kalo rintik sedu pasti suka. Masyaallah, ga sabar tunggu lanjutannya Us.
LikeLike
Terima kasih Paus sudah melahirkan seseorang yang baru 💐
LikeLike
Baru segini aja udah bikin penasaran us, cepat dilanjuttt
LikeLike
Crying so hard tisna 🙂
LikeLike
AAAAA GILAKKK!! superr gilaaa, us kenapa milih namanya alina? why alinaaaa???
LikeLike
baru prolog aja dah cakep bgt giniii😭🖤
LikeLike
AKU SUKA BANGETTTT OMGGGG TSANAAAA🥺🥺😢🥺🥺❤️❤️❤️❤️PELUK JAUH UNTUK ALINAAAA
LikeLike
kenapa tulisanmu selalu berhasil bikin teri ini pokus cuma ke tulisanmu, pauss😭🤧💙
LikeLike
aaaa pauusss
LikeLike
ga sabar nunggu lanjutanyaaaaaaaaaaaaaa
LikeLike
paaaauusss tanggung jawab aku mewekkk
LikeLike